Kenapa ! Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Lampung Tengah seperti tanpa taji. Setidaknya, terhitung sudah ada enam laporan pengaduan dugaan pelanggaran Pilkada dan satu sengketa pemilihan yang masuk. Namun, satu pun tak ada yang berhasil diungkap.
Bahkan, semua laporan pelanggaran dihentikan, dan semua karena tidak memenuhi unsur. Baik dari segi pidana maupun pelanggaran kempanye. Begitulah pernyataan yang dimuat dalam pemberitahuan tentang status temuan yang terpasang di papan tulis Kantor Bawaslu Lamteng.
Mengapa tak berhasil diuangkap ? Inilah yang menjadi pertanyaan besar. Apakah bukti yang kurang, ataukah SDM yang kurang peka melihat kondisi pelanggaran yang ada di lapangan.
Jika memang benar, tentu sangat manusiawi. Karena selama ini semua kecurangan dapat ditutupi, asal saling pengertian.
Tak heran, jika terkadang komisioner-komisioner Bawaslu enggan dimintai keterangan, terkait proses dugaan pelanggaran yang terjadi. Seperti, beberapa hari lalu, sejumlah rekan jurnalis yang datang ke kantor Bawaslu untuk meminta tanggapan dan keterangan terkait proses dugaan laporan pelanggaran Pilkada. Namun, tak ada satu pun komisioner Bawaslu yang memberikan tanggapan dan berkomentar.
Apakah ada yang harus di sembunyikan ? Sebagai lembaga pengawas tentu harus lebih terbuka. Namun, kenyataannya, seolah banyak hal yang di tutupi. Sehingga menimbulkan dugaan dan persepsi pengawas tengah bermain mata.
Pilkada yang diadakan setiap lima tahun sekali ini, memang menjadi momen yang paling berharga. Sebab, perputaran uang seperti diatas kepala. Tak heran jika banyak orang berfikir, bagaimana cara mengambil uang yang terbang diatas kepala tersebut.
Pilkada bak ibarat brangkas yang berisi tumpukan uang dan emas di dalamnya. Sebab, anggaran pelaksanaannya sendiri bisa menghabiskan puluhan miliar rupiah.
Sehingga tak jarang, baik pengawas maupun penyelenggara berlomba lomba mencari kode kunci brangkas yang berisi tumpukan uang dan emas tersebut.
Disinilah sumpah jabatan dan etika tanpa sadar akan dilanggar. Bahkan, laporan dugaan pelanggaran dan kecurangan pun tak akan bisa dibongkar. Karena mafia Pilkada tengah bermain. (*)