
INTAILAMPUNG.COM – Dugaan pungutan liar (Pungli) di MAN 1 Lampung Tengah, yang dibongkar Ketua DPD PGK Hefki Aburizal ke publik, berbuntut intimidasi dan ancaman pembunuhan dari oknum utusan MAN 1 sekaligus salah satu pejabat MAN 1 Lamteng.
“Saya sempat dihubungi yang mengaku sebagai utusan MAN 1 Lamteng, dengan maksud ingin berkoordinasi terkait kasus pungli yang mencuat di pemberitaan, dan disepakati bertemu disalah satu tempat di wilayah Yukum Jaya,” terang Hefky, Rabu (18/6/2026).
Kemudian lanjutnya, setelah tiba dilokasi pertemuan yang di sepakati, disalah satu tempat di wilayah Yukum Jaya, Ketua PGK Lamteng ini, bertemu dengan salah seorang oknum Pejabat yang diketahui adalah pejabat di MAN 1 Lamteng, berinisial (RM) yang mengaku di utus pihak MAN 1 dan komite.
Mulanya utusan MAN 1 Lamteng itu bermaksud ingin menanyakan terkait masalah yang terjadi dalam pemberitaan yang beredar soal dugaan pungli yang di duga dilakukan pihak sekolah, seperti pernyataan yang disampaikan oleh Ketua PGK beberapa hari terakhir.
“Di awal obrolan dengan (RM) ini berjalan biasa saja, artinya tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya intimidasi atau ancaman. Intinya dia minta tolong, agar dalam permasalahan ini tidak dilanjutkan dengan mengiming-imingi akan memberikan solusi untuk damai,” tutur Ketua PGK Lamteng ini.
Namun, di sela-sela obrolan itu, RM meminta kalau bisa permasalahan selesai hari ini, dan jangan sampai ada pihak luar yang ikut dalam menyelesaikan dengan cara kekerasan, dan secara tidak langsung ada niatan atau rencana membunuh karena tidak mau menyelesaikan permasalahan.
“Ya, saya sempat kaget mendengar intimidasi yang disampaikan RM itu, dan saya katakan dalam hal ini bukan persoalan pribadi yang semestinya tidak perlu beliau risih atau terganggu. Dan bisa diselesaikan dengan baik-baik dengan ketentuan kebijakan yang diterapkan MAN 1 kedepan tertata lebih baik, tanpa harus adanya ancaman seperti ini, dan saya sampaikan juga bahwa PGK Lamteng, juga sudah berkomunikasi dengan pihak LBH DPW Provinsi, dan rekan media” ungkap Hefki (rki)