Portal Berita Online INTAI LAMPUNG - Membangun Bangsa Lebih Baik

Opini Bong Bongan/ Kompoten Muda



Selasa (21/4) Malam,
sebelumnya saya ingin menuliskan matinya transportasi. Saya membayangkan jika terjadi larangan mudik. Hal itu setelah Presiden Joko Widodo, memberikan keterangannya. Tapi niat itu terhenti, akhirnya Kamis (23/4), saya coba untuk menulis kembali, karena besok (24/4) penerbangan udara dan mudik dilarang. Faktor tersebut diambil karena adanya virus corona yang belum bisa diprediksi kapan berakhir dan memuncaknya. Tapi matinya transportasi tak wah dengan komentarnya nitizen, berbeda setelah Presiden Jokowi tampil di acara Mata Najwa. Terkait mudik dan pulang kampung, yang sekarang jadi trending topik. Saya si menyaksikan langsung acara tersebut. Maklum acara favorit saya itu dan Kick Andi.

Kembali ke matinya transportasi. Adalah dampak Covid-19, tentu bagi Provinsi Lampung pasti akan berimbas pada sektor transportasi. Sebagai pintu gerbang pulau jawa dan sumatra. Sai Bumi Ruwai Jurai julukan nama Lampung, biasanya paling siap menyambut mudik.

Namun akibat virus ini, perjalanan darat dan udara juga sepi. Apalagi jalur Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dari Jawa ke Lampung, begitu pun juga sebaliknya sudah menurun pada Maret.

Itu disampaikan Kepala Cabang Tol Bakauheni-Terbanggi Besar PT Hutama Karya (HK) Hanung Hanindito, penurunan kendaraan sudah terjadi sekira minggu kedua Maret 2020. Sampai dengan sekarang (April) secara rata-rata mencapai 30% penurunannya. Hal sama juga diungkapkan Kepala Cabang Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang Yoni, penurunan juga terjadi ditempatnya. Sedangkan untuk golongan satu, sebanyak 40%.

Malam ini saya mencoba, WhatsApp, Kepala Terminal Kelas Tipe A Rajabasa Denny Wijdan. Apa juga mengalami penurunan. Saya tanya, bang gimana penumpang rame tidak?. Udah gak ada lagi bong. Sepi ya bang?. Ya sepi bong.

  Bupati Way Kanan Kukuhkan Pengurus UPZ dan Bantu Modal Usaha UMKM

Saya sudah kurang lebih dua tahun, tak pernah komunikasi dengannya. Saya kenal dengannya pada tahun 2013, waktu dia masih berkerja di Dinas Perhubungan Provinsi Lampung. Namun sosok pegawai muda enerjik ini memilih pindah ke Kementrian Perhubungan dan dipercaya menjabat, Kepala Terminal Rajabasa.

Saya berjumpa dengannya juga di Pengadilan Negeri. Bersama ibu nya, yang merupahkan pemilik cucian Mobil/motor bernama Blora di Jalan Iman Bonjol. Disitulah perkenalan awal saya, dan akhirnya sering melakukan komunikasi.

Begitu juga penerbangan di Bandara Radin Inten II Lampung Selatan. Dulu penerbangan bisa mencapai 37, sekarang turun drastis menjadi 6.

Sepinya penerbangan, kata Wahyu, karena penerbangan saat ini banyak mengalami cancel. “Tinggal 5-6 flight (penerbangan),” kata bang Wahyu Aria Sakti.

Bang Wahyu biasa saya manggilnya, dulu ia Humas Bandara Radin Inten. Saya memahami posisi bang Wahyu saat ini karena otoritas Bandara yang berada di Branti ini sekarang ada di PT Angkasa Pura atau BUMN. Sebelumnya penerbangan bandara ini di otoritas Kementrian Perhubungan. Namun ia sebagai PNS masih diperbantukan untuk berkerja di Bandara Internasional tersebut.

Apalagi bang Wahyu hubungan emosional kita sangat tinggi. Saya sering diajak keliling Bandara dari runway, kantor dan terminal. Tak banyak yang bisa diajak keliling-keliling Bandara, karena harus steril dan mengikuti standar operasi prosedur (SOP). Yang saya ingat bang Wahyu ciri khas orang ini beda dengan pegawai lainya.

Tentu kita berharap menyambut bulan Ramadhan ini, agar virus ini doa kita semua segera berakhir. Sehingga pekerjaan, usaha bisa kembali normal kembali. Amin.