Harga Gabah Ditingkat Petani Terus Turun, Semula Rp4.500/Kg Kini Tinggal Rp3.300/Kg

INTAILAMPUNG.COM – Ditengah naiknya harga pupuk bersubsidi, harga komoditas padi ditingkat petani terus merosot.

Terhitung sudah beberapa kali harga Gabah Ditingkat Petani (GKP) terjadi penurunan, mulai dari harga Rp4.500 per kilo gram menjadi Rp3.300 per kilo gram.

Agus Patani Padi Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur Lamteng mengatakan, bahwa kondisi turunya harga padi membuat petani merugi.

“Harga padi turun terus mas. Kita sebagai petani, tentu sangat kecewa. Sebab, biaya perawatan sampai dengan panen tidak sebanding dengan harga jual yang sekarang hanya tinggal Rp3.300 perkilo gram ditingkat petani,” ucapnya.

Terlebih lagi, lanjut kata dia, naiknya harga pupuk bersubsidi, membuat kita sebagai petani merasa dipermainkan oleh pemerintah.

“Seharusnya harga pupuk yang naik juga diimbangi dengan harga jual padi saat ini. Tentu sebagai petani kita jelas merugi. Belum lagi, jika padi terserang hama seperti tikus atau wereng, terkadang bisa gagal panen,” tuturnya.

Terhitung sejak panen gadu November 2020 lalu, hingga sampai mendekati penen rendeng ini, harga padi terus mengalami penurunan.

“Panen gadu tahun lalu kita masih dapat harga Rp4.500 per kilo gram. Namun, kita dengar harga terus turun. Dari 4.500/kg, turun Rp3.900/kg, kemudian turun lagi Rp3.800/kg, turun lagi Rp3.500/kg dan saat ini kabarnya tinggal Rp3.300/kg di tingkat petani,” terangnya.

Dengan harga segini tentu kita jelas rugi, karena tingginya biaya berawatan. Bahkan, ada sebagian petani enggan menjual gabahnya lantaran harga jual yang tidak sesuai.

Resmanto yang juga berprovesi sebagai petani padi asal Kecamatan Punggur, Lamteng mengatakan, bahwa pihaknya enggan menjual padinya akibat rendahnya harga jual gabah ditingkat petani.

“Saya gak jual gabah, lebih baik saya timbun, karena harganya gak sesuai,” tuntasnya. (intai)

Baca Juga

LAINNYA