Hal ini terlihat banyaknya pegawai Kecamatan yang tidak hadir dalam agenda kegiatan acara sosialisasi dan antisipasi korban wabah covid-19, Kamis 5 Juni 2020, kemarin. Termasuk Kasi Kesra Rilyadi, yang memang bidangnya.
Namun ketika dikonfirmasi mereka berkilah dengan alasan yang tidak masuk akal, “urusan kantor, naik keliwa, kepemda”.
Sementara acara yang berkaitan dengan covid-19 tersebut, hanya terlihat dihadiri oleh seluruh peratin BNS, Camat setempat dan beberapa muspika.
Saat dilihat absen beberapa pegawai termasuk Kasi kesra Rilyadi, dan beberapa staf kesra Tiurnida Siringo Ringo, bidang kesra tidak hadir (tidak masuk kantor).
Akan tetapi ketika dikonfirmasi mereka masih banyak berkilah, selalu beralasan tugas diluar dan tetap melayani masyarakat dan atas perintah pak camat.
Tiurnida Siringo Ringo selaku staf kesra, mengeluh dan mengaku bahwa di Kecamatan BNS adalah pegawai senior, Suryanto camat sekarang jauh jika dibandingkan dengan camat yang sudah-sudah.
“Kami banyak kegiatan” waktu camat sebelum sebelumnya,” aku Tiurnida.
“Camat kami tidak sesuai tupoksinya, karena sebelumnya Pak Suryanto itu dulunya cuma seorang guru tiba-tiba menjadi camat ya gimanalah kira-kira pak, dengan suara agak memelas,” katanya, menambahkan.
Sementara fakta kemarin Jum’at seorang warga bernama Dedi yang mengeluh karena tanpa adanya pelayanan kecamatan, yang hadir kecuali Camat Suryanto selaku camat dan beberapa tenaga honorer yang ada.
Karena pegawai kecamatan yang dibidang itu tidak masuk. Dedi merasa kecewa dengan keadaan saat itu.
“Saya sudah menunggu dari pagi pak. Sampai sekarang belum datang, padehal udah jam ngantor,” akunya kepada pihak media.
Jam berapa pak ? tanya dedi. Dan jam menunjukkan pukul 09:19 menit wib.
“Gila apa pegawai macam ini. Korupsi bukan hanya uang, waktu juga korupsi lo. Mana sumpah jabatan mereka. Kalau gak sanggup masih ribuan bahkan puluhan ribu siap menggantikan,” akunya dengan nada geram.
Namun ada beberapa pegawai lagi yang belum sempat dikonfirmasi, tapi dilihat dari absen masih ada beberapa diantaranya yang diduga melanggar kedisiplinan ASN.
Sementara menurut camat setempat tunjangan kinerja (Tukin) pegawai diberikan, dan itu diakui beberapa yang dikonfirmasi, kecuali Tiurnida Siringo Ringo.
Dia mengaku ada beberapa bulan tidak mendapatkan Tukin. Namun ketika ditanya dalam bulan terakhir ibuk Tiur berapa kali masuk, dia menjawab “dua kali” pertanyaan dipertegas karena tidak masuk akal jawaban itu. Dua kali tidak masuk atau dua kali masuk buk, “dua kali masuk dalam sebulan terakhir” jawabnya diperjelas.
Sesuai pengakuan Camat BNS Suryanto, bahwa semua yang jarang masuk bahkan katakan blong masuk, itu diluar sepengetahuannya (camat). “Jadi kalau mengaku ngaku ada tugas kantor itu tidak ada, dan semua pelanggaran kedisiplinan itu, saya tidak pernah tau alasan apapun, tidak ada keterkaitan tugas kantor,” tegasnya. (Agus L/intai).