Sarjito : Seminar Nasional Pendidikan Wujudkan SDM Guru Unggul Bebas Korupsi 

INTAILAMPUNG.COM – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Lampung Tengah menggelar Seminar Nasional Pendidikan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) Ke -25 dan HUT PGRI Ke -74.

Bupati Lampung Tengah (Lamteng) Loekman Djoyosoemarto diwakili Asisten I Bidang Pendidikan dan Kesra, Kusuma Riyadi secara resmi membuka Seminar Nasional Pendidikan dalam rangka HGN Ke-25 dan HUT PGRI ke-74 di Gedung Sesat Agung Nuwo Balak.

Dalam sambutanya, Asisten I Kusuma Riyadi mengatakan, pada hari guru nasional semoga acara seminar nasional pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu para tenaga pendidik di Kabupaten Lamteng serta dapat menjadi para pengajar yang profesional.

“Saya berharap kedepan para guru akan semakin profesional. Saya sangat mengapresiasi atas dilaksanakannya kegiatan seminar peningkatan SDM ini,” ujarnya.

Beliau (Bupati Loekman) sangat mengapresiasi kepada jajaran pengurus PGRI Kabupaten Lamteng atas dilaksanakannya kegiatan seminar ini. “Hal ini sejalan dengan program prioritas Presiden Joko Widodo yang salah satunya adalah peningkatan SDM. PGRI salah satu prioritas utama dalam membangun Lampung Tengah di bidang pendidikan,” jelasnya.

Katua PGRI Lamteng Drs.H. Sarjito mengatakan, bahwa kegiatan seminar nasional pendidikan dengan tema peran strategis guru dalam pendidikan anti korupsi untuk peningkatan SDM Indonesia Unggul.

“Nah tema ini diambil sesuai dengan arahan pak Presiden Rebuplik Indonesia pada 20 oktober 2019, ketika diambil sumpah jabatannya yang ke dua. (SDM akan menjadi prioritas utama saya),” ucap Sarjito, menyampaikan amanat Presiden Joko Widodo, usai menggelar Seminar Nasional Pendidikan, di Gedung Sesat Agung Nuwo Balak, Gunung Sugih, Lamteng, Selasa (26/11/2019).

Kata Sarjito, kedepan 20-30 tahun yang akan datang Lampung Tengah akan di tangan aset rakyat Lamteng yang dididik oleh guru hari ini, untuk memimpin Lamteng.

  Rutinan Senin Pagi, Toni Sastra Berbagi dengan Marbot di Purwoadi

“Mudah-mudahan guru yang kita undang yang jumlahnya ada 1.600 orang ini, dari seminar pendidikan anti korupsi ini bisa mendoktrin dan menularkannya kepada anak didiknya,” ucap Sarjito, yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Lamteng.

Sarjito membeberkan, bahwa para guru yang mendapat pembinaan Seminar  Pendidikan baru tahu jika terlambat mengajar merupakan korupsi. “Kita berharap adanya kegiatan ini, guru semakin lebih profeisonal dan menjadi contoh yang baik bagi siswa siswanya. Sesuai peribahasa guru yang harus di gugu dan ditiru,” jelasnya.

Tambah Sarjito, dalam seminar ini, kita mengundang narasumber dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Deputi Bidang Pencegahan KPK RI, Anisa Nurlitasari, ini yang kedua setelah tahun 2012 lalu. Kita juga mengundang Wakil Rektor I Unila , Prof.DR. Bujang Rahman, Ketua PGRI Provinsi Lampung. Turut hadir Ketua PGRI Lamteng Hi. Sarjito, Kepala OPD, Kepala Kemenag, Ketua Dewan Pendidik dan para Ketua DPC PGRI Se-Kecamatan Lamteng.

“Alhamdulillah para guru antusias. Artinya rasa ingintahunya dalam hal peningkatan SDM semakin hot, dalam mengikuti Seminar Nasional ini,” bebernya.

Dalam keaempatan yang sama, sebagai Narasumber Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Deputi Bidang Pencegahan KPK RI Anisa Nurlitasari mengatakan, bahwa guru sebagai pengerak integritas. Dimulainya dari sekolah, contoh bagi sisiwa.

Dikatakannya, guru diharapkan bisa mengkondisikan kelas, bagaimana menyisipkan, menginfersikan anti korupsi dengan nilai-nilainya itu di semua mata pelajaran. Namun sebelum itu, perilaku guru harus menjadi contoh. Dan mampu menginplementasikannya kepada siswa siswi nya. Guru harus menjadi contoh yang baik.

“Pendidikan antikorupsi itu bukan seperti matematika yang ada rumusnya, bukan seperti itu. Jangka panjang dengan contoh terus menerus dan konsisten,” ucapnya.

Sementara, Wakil Rektor I Unila , Prof. DR. Bujang Rahman, narasumber pada kegiatan tersebut mengatakan, kualitas pendidikan saat ini sangat tergantung pada kualitas guru. Dikatakannya, unsur utama yang diperlukan dalam dunia pendidikan adalah penguatan pendidikan agama. Pendidikan agama, menurutnya, bukan hanya sekadar belajar tentang keagamaan, yang menjadi kewajiban guru agama. Tapi menjadi kewajiban keluarga dan semua guru, termasuk pimpinan sekolah serta masyarakat.

  Bukan “Telolet OM” Anggota Lalin Polres Lamteng Himbau Pengendara Cegah Penularan Covid-19 

“Karena dengan agama itulah kita bisa membentengi generasi bangsa agar bisa melakukan perbuatan yang baik dan benar. Penguatan budaya juga kita kuatkan, karena tidak ada budaya di negara kita ini yang menghalalkan segala cara, termasuk mengambil hak orang lain ataupun melanggar aturan,” katanya.

Sedangkan penguatan budaya sendiri, lanjutnya, seharusnya bisa berasal dari orang tua masing-masing. Karena pendidikan yang paling awal berasal dari keluarga.

“Bagaimana kita mengimplementasikan budaya itu supaya bisa dipelajari oleh anak-anak. Dan pendidikan yang paling awal itu dimulai dari keluarga, karena kemanapun anak pergi atau menjalani pendidikan, pasti pulangnya ke keluarga,” tandasnya. (tim/intai).

Baca Juga

LAINNYA