PESAWARAN, INTAILAMPUNG.COM – Karena ketidak puasannya terhadap pembangunan yang dilakukan oleh Kepala Desa Tanjung Rejo Kecamatan Waykhilau.
Ucapan Tofik dan Yatin sebagai aparat desa Tanjung Rejo Kecamatan Waykhilau, yang mengatakan adanya dua oknum polisi mencari Rismanto yang terlibat pelaporan ke inspektorat. Menjadi dasar bukti kuat bahwa aparat desa telah melakukan intimidasi.
Pasalnya, dari informasi Kapolsek Kedondong Ibut Putranto mengaku sampai saat ini belum ada laporan masuk.
“Dipolsek kedondong belum ada laporan masuk, ga tau dipolres biasanya kalau toh turun ada surat perintah, banyak orang menjual nama-nama polisi,” ungkapnya saat dihubungi melalui telepon selulernya Senin (12/11/2018).
“Siapa nama polisinya dan tugas dimana seharusnya ditanyakan,” lanjutnya
Kata dia, untuk Polsek kedondong terus memonitor terkait pembangunan setiap desa. ” Setiap pembangunan yang ada diDesa kita sudah monitor terus” kata dia
Saat ditanyakan apa langkah dua aparat desa yang menakuti Rismanto adanya dua oknum polisi yang mencari. Kata Ibut, belum bisa mengambil langkah karena belum ada laporan dari warga setempat.
“Belum ada laporan dari masyarakatnya maka kita belum bisa memanggil aparat desa itu,” ujarnya
Sayangnya Kepala Desa setempat Sugiono dan Kepala dusun Tofik saat dihubungi melalui telepon selulernya dua kali tidak diangkat.
Sebelumnya diberitakan Rismanto, warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Waykhilau, Pesawaran mendapat teror. mengaku dicari dua oknum polisi setelah menyuarakan protes terkait pembangunan rapat beton dan talud di desanya yang diduga asal-asalan.
Sebelumnya Rismanto dan berapa warga sudah melaporkan masalah dugaan penyelewengan itu kepada Inspektorat Pemkab Pesawaran. Tapi laporan ini belum juga ditanggapi.
“Kemaren malem Sabtu (10/11/18) pukul 20.30 WIB, ada yang datang ke rumah saya dan menakuti saya. Intinya saya diintimidasi soal itu,” katanya.
Rismanto mengatakan, sudah menjadi kewajiban warga mempertanyakan pembangunan yang diduga melanggar. Apalagi itu dilakukan di desanya sendiri.
Kata dia, laporan ke Inspektorat lalu juga dibuat oleh warga Desa Tanjung Rejo dan sudah sesuai fakta di lapangan.
“Waktu berapa bulan lalu media memberitakan, rabat beton dan talud langsung ditambal-tambal mas,” ungkapnya,
“Pembangun rabat beton itu asli mas, bawahnya tanah. Seharusnya kan batu, Kalau pekerjaan ini tidak bener, otomatis kedepannya tidak bener. Kita ini malu mas dengan desa tetangga kalau pekerjaan nya seperti itu, dan juga pemasangan talud asal-asalan,” lanjutnya.
Kata Rismanto, sebelumnya ia sudah didatangi Kadus dan RT yang mewakili kepala desa.
“Mereka dua datang ke rumah untuk mengundang saya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun saya tidak mau. Karena inikan kades, harusnya resmi. Nah undangan ngamin saja resmi, itu saja ukurannya,” tegasnya.
Kedatangan itu juga membuat istri dan mertua Riswanto. Mereka mengatakan, Rismanto sedang dicari dua anggota polisi. “Jadi bini dan mertua saya ketakutan mendengar itu,” pungkasnya. (Al/Intai).