Ket, Foto : Ketua PGK Lamteng M.Hefky Aburizal.
INTAILAMPUNG.COM – Dugaan praktek korupsi dari hasil sumbangan atau iuran dilingkungan sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lampung Tengah, sepertinya sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Dugaan ini diperkuat dengan selalu adanya pekerjaan sarana prasarana yang tidak berkesudahan dilingkup sekolah, yang seolah menjadi kewajiban bagi pihak sekolah atau pun komite sebagai alasan guna menarik Iuran terhadap wali siswa yang jumlahnya mencapai miliyaran rupiah.
Hasil investigasi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Lamteng, mendapati beberapa sarana prasarana yang di nilai tak selesai dari tahun ke tahun.
“Setelah kami Cek and balance di lapangan, nampak bangunan gedung itu dari tahun 2023 dan tukangnya harian bukan borongan, ini menandakan ada sesuatu, seolah orang akan berpandangan bahwa ada kegiatan hasil dari sumbangan komite,” kata Hefki, Minggu (15/6/2025).
Ia menambahkan, beberapa sarpras lainnya meliputi kursi dam rak buku yang dinilai sudah tidak layak untuk dipergunakan, sementara dari sumbangan komite itu dipungut selama ini dari tingkatan yang berbeda, tentu jumlahnya fantastis.
“Lantas uang Miliyaran itu larinya kemana, kok pekerjaan ini tidak selesai-selesai apalgi biaya sumbangan ini bukan jumlah yang sedikit per wali siswa bisa jutaan nyumbang setiap tahun,” tegas Hefki
Ketua PGK Lamteng ini, juga mempertanyakan kapasitas Kantor Kementrian Agama Kabupaten Lampung Tengah yang dinilai lemahnya pengawasan dan monitoring sekolah MAN 1.
“Kemenag itu kan vertical jangan kemudian tidak di awasi di daereh lantas kemudian hanya menjadikan lembaga terhormat itu ajang ceremony satu tahunan Naik haji saja ternyata kan faktanya pekerjaan lain menunggu sekolah yang dibawah naungan Kemenag juga harus jadi prioritas,” pungkasnya. (rki)
