IMG_20241219_200203

INTAILAMPUNG.COM – Berawal dari rasa prihatin atas kondisi sosial ekonomi masyarakat di kampungnya yang kurang produktif dan hanya berharap bantuan, Suparti selaku Ketua Umum Asosiasi Kelompok Wanita Tani/KWT (Askowani) yang berdomisili di Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, berupaya untuk membangkitkan ekonomi warga dengan mendorong dan menginisiasi pembentukan Industri Kecil Menengah (IKM) berbasis sumber daya alam sekitar.

Suparti sadar betul bahwa daerah Lampung Tengah memiliki potensi besar berupa ketersediaan bahan baku yang melimpah khususnya yang berbasis pertanian dan perkebunan.

Sebagian besar anggota masyarakat pun berprofesi sebagai petani/pekebun dengan pendapatan cukup dan tergolong dalam masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Namun, sumber daya alam yang melimpah itu masih belum banyak dimanfaatkan
secara maksimal. Kondisi masyarakat yang masih mengandalkan kegiatan bercocok tanam menjadikan Asosiasi KWT bertekad untuk mengembangkan usaha kemitraan dengan masyarakat sekitar melalui pembentukan IKM Binaan Mitra Kerja di desa-desa Kabupaten Lampung Tengah.

Permasalahaan yang dihadapi Suparti dalam pembentukan IKM adalah keterbatasan peralatan produksi, biaya produksi yang tinggi, serta niat/kemauan anggota KWT untuk bisa mengembangkan IKM Binaan yang belum sepenuhnya mengikuti kegiatan pembinaan.

Melihat kondisi masyarakat seperti itu Suparti memiliki visi jauh ke depan untuk mewujudkan anggota KelompokWanita Tani yang mandiri dan produktif melalui pemanfaatan bahan baku untuk diolah menjadi produk bernilai tambah.

Adapun upaya yang dilakukan Suparti adalah memberikan pelatihan teknis dan manajemen kepada anggota, memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal dan membangun kemitraan dengan lembaga terkait untuk akses permodalan dan pemasaran.

Asosiasi KWT berkomitmen untuk melakukan kerja sama dengan mitra usaha dan masyarakat sekitar guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarga, menjunjung tinggi kejujuran setiap anggota dalam bekerja dan membangun prinsip kekeluargaan dalam usaha.

Pengabdian Suparti kepada masyarakat didasari motivasi untuk mengubah pola pikir sebagian besar perkumpulan wanita yang selama ini dibentuk hanya untuk mendapatkan bantuan.

Karena Suparti berpendapat keberlangsungan usaha tidak akan dapat dicapai jika hanya mengharapkan bantuan.

Melalui Asosiasi KWT diharapkan pola pikir seperti ini pelan-pelan dapat dikikis, diubah dengan melakukan penambahan pengetahuan sumber daya manusia sehingga bisa mandiri dengan memberdayakan potensi yang ada di sekitar.

Mengolah potensi pasar, bahan baku, sumber daya manusia melalui upaya pemberdayaan untuk membuat produk bernilai jual tinggi dan menguntungkan.

Pembinaan IKM

Asosiasi KWT mulai membina IKM sejak bulan Maret 2018 yang pada awalnya mencakup lima IKM di Kabupaten Lampung Tengah, yaitu IKM Mulia Seputih Raman, IKM Sekar Melati Astomulyo, IKM Marimar Sidomulyo, IKM Aneka Snack Moga Djaya Badransari, dan IKM Retti Sidomulyo.

Masing-masing kelompok binaan terdiri dari minimal tiga orang tenaga kerja yang secara aktif ikut serta dalam setiap kegiatan
KWT maupun sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan usaha. Bahan baku diperoleh dari Kabupaten Lampung Tengah sendiri dan mitra binaan. Produk dari binaan Asosiasi KWT adalah dodol nanas, tiwul, keripik tempe, jamu instant, akar kelapa.

  Jelang Nataru, PLN Lampung Gelar Peralatan Pengamanan Kelistrikan

Pembinaan dan pelatihan meliputi pelatihan keaksaraan fungsional, pembuatan produk, pemanfaatan lahan pekarangan dan pengolahan tanaman obat. Materi pelatihan antara lain meliputi pembuatan produk dodol nanas, sirup kulit nanas, minuman penyegar (jahe instant, kencur, temulawak, kunyit, temu putih), tiwul, enting-enting tiwul, bolu singkong, keripik pare, singkong, nangka, keripik tempe koin, aneka rasa keripik pisang, dodol tape, enting-enting jahe, dugget lele, bakso lele, kerupuk lele, kerupuk pangsit, enting-enting melinjo, enting-enting kacang, enting-enting wijen, udang kress, ikan kali imut, peyek kacang koin, donat kering, stick keju, kacang sembunyi dan aneka kue kering.

Secara keuangan, permodalan usaha bisa didapat dari kerjasama dengan lembaga non perbankan seperti program bina lingkungan CSR PT Pertamina, berupa pinjaman modal lunak untuk modal usaha. Bisa juga didapat dari Unit Simpan Pinjam yang bertujuan menyejahterakan dan meringankan beban ekonomi keluarga, dengan ketentuan ketentuan yang disepakati oleh anggota. Unit Simpan Pinjam juga didukung oleh sarana dan prasarana pembinaan dari instansi terkait sehingga mampu mengembangkan usaha home industry dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang baik.

Keberhasilan pengembangan SDM telah dibuktikan dengan kemampuan anggota dalam mengelola keuangan usaha dengan baik. Hal itu dapat dilihat melalui laporan keuangan usaha setiap tahun, dengan rincian laporan keuangan seperti Laporan Laba Rugi. Masing masing anggota mampu mengoperasikan mesin produksi dengan baik, serta memiliki keahlian sesuai dengan bidang yang ditekuni.

Berbagai masalah dan kendala yang ada di masyarakat ternyata bisa diatasi dengan melakukan pola kemitraan, tenaga kerja sistem borongan, pelatihan kewirausahaan, pelatihan Achievement Motivation Training (AMT), pelatihan manajemen serta menjalin hubungan dengan instansi-instansi pemerintah, DEKRANAS, maupun BUMN.

Adapun bantuan yang diberikan KWT terhadap IKM Binaan hanya terbatas pada bantuan sosialisasi merubah pola pikir untuk berwirausaha agar tidak melulu berharap bantuan.

Selain itu KWT juga memberikan
pelatihan manajemen kelembagaan kelompok, pelatihan pembuatan produk baru, serta memfasilitasi kerjasama dengan lembaga yang mampu memberikan permodalan usaha mereka.

Untuk masalah permodalan Asosiasi KWT memfasilitasi pinjaman modal dari lembaga keuangan. Dari aspek produksi Asosiasi KWT memfasilitasi IKM Binaan dengan memberikan kemudahan dalam
menggunakan peralatan dan mesin produksi.

Dalam proses pengembangan usaha IKM Binaan, Asosiasi KWT berkejasama dengan Rumah BUMN Lampung Tengah serta Dinas Perindustrian Kabupaten Lampung Tengah untuk memasarkan produk IKM Binaan melalui kegiatan promosi langsung pada showroom seperti Azka Jaya, HiTom, Sulfen, PB Swalayan. Dalam kegiatan pameran lokal, daerah maupun nasional.

Asosiasi KWT selalu menyertakan produk binaan agar dapat dikenal oleh masyarakat luas sehingga dapat memperluas daerah pemasaran produk.

  Cari Berkah dan Berharap Jauh Dari Musibah, Pengusaha SPBU Simpang Pematang Santuni Lansia

Selain itu, KWT juga memfasiliasi pemberian bantuan modal kerja
dan keuangan dari sumber-sumber pendaan non-perbankan kepada pelaku IKM binaannya. IKM milik Titik Sumarni, misalnya, mendapatkan bantuan permodalan senilai Rp 40 juta dari sumber non-perbankan pada tahun 2019 dengan agunan SHM.T.

Maryani mendapatkan bantuan
permodalan senilai Rp 150 juta dari sumber non perbankan pada tahun 2019 dengan agunan SHM. Siti Juairiyah mendapatkan bantuan permodalan Rp 100 juta dari sumber non-perbankan tahun 2020 dengan agunan SHM.

Kristiana Eka Sulistyawati mendapatkan bantuan permodalan Rp 70 juta dari sumber non-perbankan tahun 2020 dengan agunan SHM. Suprihatin mendapatkan bantuan permodalan dari sumber non-perbankan Rp 60 juta tahun 2019 dengan agunan SHM.

KWT juga memfasilitasi kegiatan promosi produk IKM melalui kerjasama dengan mitra-mitranya. IKM Mulia, IKM Sekar Melati, IKM Marimar, IKM aneka Snack Moga Djaya dan IKM Retti mendapatkan bantuan promosi penjualan produk melalui kerjasama pemasaran dengan pusat oleh-oleh di dekat pintu masuk rest area jalan tol, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Produk IKM Binaan juga telah masuk ke swalayan seperti PB Swalayan dan masuk ke pusat penjualan di Bandar Lampung seperti Azka Jaya, HiTom, Delfun, Rabani dan lain-lain.

Aneka Snack Moga Djaya pada tahun 2024 mengikuti sejumlah kegiatan yaitu pada bulan Juli 2024 mengikuti APKADI Bisnis Matching di JCC Jakarta, pada bulan Agustus mengikuti pameran di SMEXPO Palembang dan pada September pameran di SMEXPO Bandar Lampung.

Perkembangan Usaha

Setelah mendapatkan pembinaan dari Asosiasi KWT para IKM Binaan mengalami perkembangan usaha yang sangat signifikan baik dari aspek tenaga kerja, nilai penjualan, wilayah pemasaran dan lain sebagainya. Jumlah tenaga kerja di IKM Binaan Asosiasi KWT terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah produk yang dibuat.

Tingkat penjualan dan permintaan produk setiap tahun terus meningkat terbukti dengan adanya kerjasama dengan salah satu swalayan di Provinsi Lampung. Demikian juga dengan daerah pemasaran produk IKM Binaan Asosiasi KWT telah mencakup seluruh Provinsi Lampung.

Sosial ekonomi masyarakat mengalami peningkatan taraf hidup setelah adanya pembinaan dari Asosiasi KWT melalui pembentukan beberapa IKM Binaan yang memproduksi makanan olahan dari berbagai jenis bahan baku.

Kemampuan secara teknis produksi dari masingmasing anggota semakin meningkat melalui kegiatan pengoperasian mesin dan peralatan produksi secara baik.

Kemampuan manajerial dari IKM Binaan Asosiasi KWT juga semakin baik dalam hal mengatur keuangan usaha, manajemen SDM dan manajemen pengolahan limbah.

Untuk meningkatkan pemasaran produk IKM Binaan Asosiasi KWT bekerjasama dengan instansi pemerintah dan BUMN/lembaga lainnya guna mempromosikan produk dalam berbagai kegiatan pameran, baik pameran daerah maupun nasional.

Pencapaian usaha sampai saat ini dapat dirasakan melalui peningkatan jumlah produksi barang/produk usaha, peningkatan jumlah tenaga kerja yang mampu mengurangi tingkat pengangguran di daerah sekitar, pendapatan terus meningkat dan kesejahteraan akan bisa digapai.

  Plt Bupati Mesuji Berharap JTTS Ruas Bakauheni–Terbanggi Besar Beroperasi Sesuai Terget

Pembinaan yang dilakukan Asosiasi KWT terhadap IKM Binaan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dengan perkembangan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai contoh IKM Mulia yang pada tahun 2018 mempekerjakan dua pekerja dengan omset penjualan di pasar dalam negeri Rp 48 juta, pada tahun 2023 telah berkembang dengan mempekerjakan 5 pekerja dengan omset (nilai penjualan) Rp 121 juta. Sampai dengan bulan September 2024 nilai penjualan sudah mencapai Rp 80 juta.

Jenis produk yang dihasilkan pun bertambah dari hanya dua jenis produk pada tahun 2018 menjadi 12 jenis produk pada tahun 2024. Jumlah tenaga kerja yang terlibat di IKM Aneka Snack Moga Djaya meningkat dari dua orang pada tahun 2018 menjadi lima orang pada tahun 2024, sedangkan omsetnya meningkat dari Rp 40 juta pada tahun 2018 menjadi Rp 220 juta tahun 2023 dan hingga September 2024 sudah mencapai Rp 70 juta. Jumlah jenis produk yang dihasilkan pun meningkat dari dua jenis pada tahun 2018 menjadi 12 jenis produk pada tahun 2024.

Demikian juga dengan IKM Retti yang pada tahun 2018 mempekerjakan hanya dua orang pekerja, tahun 2024 mempekerjakan lima orang pekerja dengan perkembangan nilai penjualan dari Rp 48 juta pada tahun 2018 menjadi Rp 96 juta pada tahun 2023, dan hingga September 2024 sudah mencapai Rp 45 juta. Jenis produk yang dihasilkan pun meningkat dari hanya dua jenis produk pada tahun 2018 menjadi tujuh jenis produk pada tahun 2024.

Pengolahan Limbah dan Manajemen K3

Suparti mengakui pengolahan limbah oleh IKM Binaan Asosiasi KWT berlum berjalan dengan baik dikarenakan keterbatasan alat dan tenaga kerja untuk mengolah limbah padat.

Limbah padat dihasilkan dari sisa penggunaan bahan baku pisang, nanas, kelapa dan singkong. Beberapa hal yang telah dilakukan dalam mengolah limbah padat tersebut adalah dengan membuat pupuk organik dari limbah buah nanas, pisang dan singkong. Sedangkan pengolahan limbah padat dari batok kelapa dijadikan sebagai arang kelapa.

Menurut Suparti, Divisi K3 di IKM Binaan Asosiasi KWT sudah berjalan dari tahun 2018. Divisi ini bertugas untuk mengkoordinir seluruh pekerja agar tetap berada dalam keadaan nyaman dalam bekerja.

Kegiatan K3 di IKM Binaan Asosiasi KWT sudah berjalan dengan baik melalui penerapan APD (alat Pelindung Diri) bagi setiap pekerja untuk menjaga keselamatan kerja para pekerja.

Hal ini akan berdampak pada kualitas produk yang dihasilkan mengingat kegiatan K3 merupakan salah satu aspek terpenting dalam proses produksi. Ketidak efektifan dari K3 pada IKM Binaan Asosiasi KWT dikarenakan ketidaktersediaan papan peringatan (warning board) di setiap tempat produksi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © INTAI LAMPUNG. All rights reserved. Terima kasih atas kunjungan Anda. | Best view on Mobile Browser | ChromeNews by AF themes.