Lampung Tengah, INTAILAMPUNG.COM danndash; Merasa ada kecurangan dalam proses lelang pengadaan barang dan jasa. Kantor Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), disatroni puluhan kontraktor.
Kedatangan puluhan kontraktor ke ULP, Kamis (31/5/2018), disinyalir akibat tidak adanya transparasi dalam proses pemenang lelang. Sehingga memicu kemarahan sejumlah kontraktor. Pasalnya, para kontraktor yang mengikuti proses lelang dengan persaratan lengkap saat proses penguploadtan data selalu disalahkan. Sehingga mengindikasikan adanya pengkondisian pemenang lelang yang sudah diatur pihak oknum ULP.
Beruntung kondisi yang sempat memanas diruangan Kantor ULP Pemda Lamteng tidak berujung keributan. Lantaran, adanya Anggota Komisi I DPRD Lamteng Syamsudin yang mampu meredam kekesalan puluhan kontraktor terhadap panitia ULP.
Syamsudin mengaku, bahwa kehadirannya menyikapi adanya laporan indikasi kecurangan pihak ULP. “Tadi mau berangkat ke kantor di jegat oleh rekan-rekan kontraktor, sampai disini sudah banyak orang, ya sudah saya hanya menyikapi laporan kecurangan dari pihak ULP,” ucapnya.dannbsp;
Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, Syamsudin berharap, pihak terkait (panitia ULP) supaya bekerja secara profesional. Dalam aksinya mereka (kontraktor) menyuarakan ketidak puasan terhadap panitia yang tidak transparan dalam proses pemenang lelang.
Disini teman – teman kontraktor, kata Syamsudin, merasa dicurangi oleh pihak ULP, karena kesalahan – kesalahan yang ada pada berkas mereka bukanlah kesalahan dari pihak kontraktor melainkan adanya permainan yang dilakukan oleh pihak ULP itu sendiri.
“Saya menerima laporan dari kawan – kawan kontraktor maupun LSM tentang banyaknya kejanggalan dalam pengadaan lelang yang dilakukan pihak ULP Lamteng. Untuk jelasnya, hari ini saya turun langsung ke ULP, bersama teman – teman dari padang ratu untuk meminta kejelasannya seperti apa dari pihak ULP sendiri,” ujarnya.
Juanda salah satu peserta pelelangan mengatakan, bahwa dirinya merasa data miliknya selalu disalahkan oleh pihak Panitia, sedangkan seharusnya data itu sudah di cek dan diketahui keaslian Paspor perusahaan itu oleh pihak panitia dari awal pelelangan. Kecurangan yang dimaksud ialah adanya indikasi pertukaran berkas penawaran yang sengaja dilakukan oleh pihak ULP.
“Ya, saya merasa di pelelangan tahun 2018 ini ada banyaknya kejanggalan – kejanggalan, seperti contoh halnya dalam proses penguplodtan data penawaran yang disebutkan mereka salah kamar lah atau apapun itu, dan saya merasa adanya indikasi kesalahan penguplodtan itu sengaja dilakukan oleh pihak panitia.”jelas Juanda
Untuk memastikan indikasi kesengajaan penukaran data penawaran yang dilakukan oleh pihak panitia, Juanda bersama peserta yang lain siap membawa bukti uplod Perusahaan yang sudah benar dilakukan sejak awal dan tidak adanya kesalahan dari pihak Perusahaan.
Menurut Pihak panitia ULP yang di wakili Rahayu sekretaris ULP , Ia mengatakan pihaknya selaku panitia sudah melakukan proses pelelangan secara prosedur dan benar, dalam adanya laporan indikasi penukaran data peserta yang dilakukan pihak panitia, ia mengatakan tidak tahu.(Intai).