INTAILAMPUNG.COM – PT Aneka Usaha Tanggamus Jaya (AUTJ) mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
Pasalnya, selama berdiri sejak tahun 2005 hingga saat ini, perusahaan daerah milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus tersebut belum pernah setor keuntungan sepeser pun ke kas daerah (Kasda)
Aneh tapi nyata, tapi itulah faktanya. Berdasarkan catatan dari Badan pengelola keuangan dan aset daerah (BPKAD) Tanggamus, perusahaan yang telah berdiri selama 19 tahun itu tidak pernah sekali pun memberi dividen.
Padahal, perusahaan plat merah tersebut memiliki produk yang tidak kaleng-kaleng yakni air mineral kemasan Wayku dan SPBU 24.353.9 yang terletak di Pekon Talagening, Kecamatan Kotaagung Barat.
Kendati mengelola usaha bahan bakar minyak (BBM) dan air kemasan yang dianggap memiliki nilai ekonomis tinggi serta berpotensi mendatangkan keuntungan yang besar bagi perusahaan, tetapi kenyataannya justru mencengangkan.
Hal ini lantas menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat. Banyak yang mencoba berspekulasi mengenai apa yang terjadi sebenarnya pada manajemen PT AUTJ. Tidak sedikit pula yang berasumsi perusahaan tersebut semata-mata hanya menjadi bancakan segelintir oknum untuk memperkaya diri.
Seperti yang diutarakan Raden warga Kotaagung yang mempersoalkan kinerja manajemen PT.AUTJ yang dinilanya tidak becus dalam menjalankan perusahaan daerah.
Semestinya, kata Raden dengan usaha yang dijalani saat ini, manajemen dapat memaksimalkan pendapatan dari produk yang dikelola.
“Kalau serius, tentu ada hasilnya mas. Mereka ini kan jualan minyak dan air, mestinya banyak pendapatannya,” kata Raden, Rabu (5/6).
Dirinya menduga, keberadaan SPBU dan pabrik air kemasan Wayku hanya sebatas untuk meraup keuntungan pribadi.
“Lucu, tidak ada ceritanya mas, jualan air dan bensin gak dapet untung itu bohong. Wong cuma jual bensin di kios aja untung kok, lah ini jualan bensin di SPBU malah gak dapet untung,” ujar Raden.
Lebih jauh dirinya merasa miris terhadap kondisi SPBU yang menurutnya sangat memprihatinkan.
Selain ditumbuhi banyak rumput liar, di seputar tempat pengisian bahan bakar pun kotor tidak terawat.
Terlebih lagi, kata Raden seringnya terjadi kelangkaan BBM yang menyebabkan waktu pengoperasian SPBU yang tidak menentu.
“Wah, kalau masalah jam operasional mah suka-suka operatornya aja mas,karena BBM kan sering terjadi kelangkaan disini. Jadi, SPBU Kadang buka kadang tutup.Sering kali terjadi, mobil tangki BBM datang, gak lama langsung habis dicor,” ungkapnya.
Ditempat lain Junaidi warga Kotaagung Timur menngatakan bahwa manajemen PT AUTJ semestinya menjadi penyokong dalam membantu keuangan daerah.
“Harusnya kan sebagai perusahaan daerah mesti memberikan manfaat bagi daerah. Kalau sudah lama berdiri tapi tidak pernah ngasih keuntungan,menjadi pertanyaan besar kenapa bisa begitu,” kata Junaidi.
Senada, Revi warga Gisting sampai menggelengkan kepala sembari mengusap dada mengetahui semrawutnya keuangan PT AUTJ. Dia pun meminta agar permasalahan ini segera diusut tuntas.
“Harus diusut mas,bagaimana bisa sebuah perusahaan tidak memperoleh keuntungan. Sebagai salah satu BUMD, mestinya tiap tahun bisa menyetorkan keuntungan untuk Pemkab.Bukan sebaliknya,” tandas Revi.
Sementara itu, Direktur PT AUTJ Imron Saleh, belum bisa dimintai konfirmasi. Meski telah berusaha mendatangi kediamannya, namun Imron Saleh tidak berada ditempat. Sementara ponselnya dalam keadaan non aktif. (Denny)