
INTAILAMPUNG.COM – 15 nama beken terdiri dari Eselon lll dan IV di Pemerintahan Bupati Dendi Ramadhona menjelang Pungutan Suara Ulang (PSU) yang ditetapkan oleh Mahkamah Konsitusi (MK) pada 24 Februari lalu.
15 nama yang di copot jabatannya tersebut lantaran tidak mendukung pasangan calon Bupati nomor urut 2 Nanda – Antonius, merupakan istri dari Bupati Dendi.
Kejadian ini mendapat sorotan Ketua Harian P3KP Kabupaten Pesawaran Muallim Taher menilai langkah yang di ambil Dendi itu merupakan upaya balas dendam di Pilkada serentak lalu.
Sedangkan, pemenangan nomor urut 1, Aries Sandi – Supriyanto ini mutlak suara rakyat bukan adanya intimidasi dari pihak-pihak. Beda dengan beliau (Dendi) yang saat ini masih mimpin sebagai Bupati Pesawaran bisa secara otomatis mengerakan jajaran pemerintahan di bawah untuk memenangkan pasangan Istrinya yakni Nanda – Antonius.
“Pihaknya melihat pencopotan 15 pegawai esaelon III Dan IV ini tidak lepas dari Pilkada yang lalu, di lihat dari daftar nama yang dicopot, mereka adalah orang-orang yang tidak mendukung Nanda Indira dalam pilkada kemarin,”Ucap Muallim Taher melalui sambungan Telepon, Sabtu (1/3/2025)
Selain itu, Ia mempertanyakan apakah keputusan ini telah sesuai dengan prosedur yang berlaku, terutama melalui musyawarah dengan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Kabupaten Pesawaran.
“Memang Bupati memiliki hak prerogratif untuk mengangkat dan memberhentikan pejabat OPD, tapi keputusan itu harus sesuai dengan aturan, bukan karena kepentingan politik,” terangnya.
Menurutnya, bahwa pencopotan tersebut adalah bentuk intimidasi Bupati Dendi Ramadhona terhadap pegawai Pemda menjelang PSU mendatang.
“Ini adalah cara untuk menekan pegawai agar tunduk pada kepentingan politik, dan jika ini dibiarkan maka ASN di Pesawaran akan terus berada dibawah bayang-bayang kepentingan Penguasa,”tegasnya.
Selanjutnya, Muallim Taher mengkritik kinerja pembangunan di Pesawaran selama dua priode ke Pemimpinan Dendi Ramadhona, yang menurutnya minim kemajuan serta banyaknya pengangkatan pejabat baru yang berasal dari luar Pesawaran.
“Pembangunan di Pesawaran selama dua priode ini hampir tidak ada yang lebih parah lagi, Putra Asli Daerah Pesawaran sendiri malah dicopot dan digantikan oleh orang luar ini jelas penghianatan terhadap rakyat Pesawaran,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, Muallim Taher menegaskan bahwa tujuan utama pembentukan Kabupaten Pesawaran adalah untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, namun faktanya dilapangan justru menunjukkan hal sebaliknya.
“Saya sangat kecewa dengan Bupati Dendi Ramadhona, Kabupaten Pesawaran ini dibentuk untuk meningkatkan pembangunan dan mensejahterahkan masyarakatnya, tapi dibawah kepimpinan Dendi Ramadhona selama dua priode justru sebaliknya pembangunan nol besar, masyarakat Pesawaran dimiskinkan dengan tidak dibayarkannya siltap aparatur desa dan honor daerah, ditambah lagi tunggakan BPJS sebanyak 25 Milyar yang berdampak kepada pasien yang ditelantarkan dirumah sakit umum daerah Pesawaran,”ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Pesawaran untuk bersatu melawan kepemimpinan Dendi Ramadhona yang dianggapnya tidak berpihak kepada masyarakat.
“Saya menghimbau kepada masyarakat Se-Kabupaten Pesawaran untuk bersatu dengan tidak mendukung Nanda Indira Dendi pada PSU mendatang, karena merupakan kelanjutan dari penguasa, dimana Nanda Indira merupakan istri dari Bupati Pesawaran,”Pungkasnya.(jko)
Daftar Pegawai Pemda Pesawaran yang Dicopot:
1. Afrizal Syani HM – Camat Marga Punduh
2. Slamet – Sekcam Marga Punduh
3. Susi Yosepa – Sekcam Negerikaton
4. Ferry – Kabid Bapenda
5. Suranto – Sekretaris
6. Adi Mahendra
7. Andi – Kabid LH
8. Syarif
9. Dariyo – Kabid Perhubungan
10. Fahmi – Kabid LH
11. Apri – Bapenda
12. Mahdiyan – Kominfo
13. Andreas Candra
14. Aditya Desilma – Capil
15. Husein – PPKB. (*)