
INTAILAMPUNG.COM – Hari Raya Galungan adalah hari suci yang dirayakan oleh umat Hindu untuk memperingati penciptaan alam semesta beserta isinya. Selain itu, Galungan juga merupakan simbol kemenangan kebaikan (Dharma) atas kejahatan (Adharma).
Dalam perayaan ini, umat Hindu melakukan berbagai upacara dan persembahyangan sebagai wujud syukur dan pengingat pentingnya menjaga keseimbangan antara dharma dan adharma dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu sekelumit makna perayaan Galungan yang dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri.1 Terbanggi Besar, Lamteng, l Nyoman Suarmo, ketika menjelaskan makna dan tujuan Galungan bagi umat Hindu, Rabu (23/4/2025).
Tujuan perayaan hari raya Galungan, ialah hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya. Serta merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma).
“Umat Hindu melakukan persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan. Tradisi yang kerap kita jumpai pada Galungan adalah Tradisi “Mudik”, umat yang berasal dari daerah lain, seperti perantauan akan menyempatkan diri untuk sembahyang ke daerah kelahirannya masing-masing,” terang Suarmo.
Dengan tujuan, hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya. Serta merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma).
Adapun hari Raya Galungan, yang dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari menurut kalender Bali, tepatnya pada hari Rabu Kliwon wuku Dungulan. Dimana perayaan ini bukan hanya sakral, tetapi juga kaya akan simbol dan nilai spiritual yang mendalam.
“Adapun makna dan sejarah Hari Raya Galungan adalah, menandai kemenangan Dharma (kebenaran) atas Adharma (kejahatan). Cerita ini berakar dari mitologi tentang seorang raja sakti bernama Mayadenawa yang menolak menyembah dewa dan justru memaksakan rakyatnya untuk menyembah dirinya,” tutur bli Suarmo.
Selain itu menurut Suarmo yang diketahui sebagai Ketua MKKS SMA seKab.Lamteng ini, ada makna dari penjor yang digunakan dalam hari raya Galungan? Yang memiliku makna sebagai simbol rasa syukur dan terima kasih umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kemakmuran yang telah dikaruniakan. Penjor juga dianggap sebagai persembahan kepada Hyang Betara Gunung Agung, tempat bersemayamnya para Dewa.
“Dalam perayaan Galungan banyak hal yang memiliki nilai sakral. Sehingga dalam pembuatannya harus memperhatikan, serta sebagai bentuk nilai budi luhur baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari,” tukas pria dengan senyumnya yang khas ini. (rki)